Jika pertanyaan seperti itu kita lontarkan kepada desainer, akan ada beberapa jawaban berbeda-beda kita dapatkan, misalnya:
1. "Insting aja." (Desainer ini paling males nerangin ilmunya pada orang lain)
2. "Kita harus tahu dulu ilmu tipografinya, mulai dari anatominya, jenisnya, sifat-sifatnya, sampai pada unsur keterbacaannya pada publikasi sesuai dengan jenis publikasi yang kita buat." (Desainer ini biasa bekerja di lingkungan akademis atau setidaknya desainer lulusan DKV yang selalu menjabarkan ilmunya secara sistematis-Tapi jawabannya kadang gak bisa langsung dimengerti oleh orang awam hehehe...)
3. "Yang sesuai aja dengan citra yang ingin dimunculkan pada jenis publikasinya." (Desainer ini adalah desainer otodidak yang kurang bisa nerangkan secara terstruktur, tapi memakainya bisa... )
Dan dari ketiga contoh jawaban di atas... mungkin ada benarnya tetapi biasanya tidak cukup memberi penjelasan dari apa yang dibutuhkan oleh si penanya. Karena permasalahannya sebenarnya adalah bagaimana cara memilih font (bukan/belum menerapkannya) yang benar dan tepat, atau setidaknya tidak melenceng dari tujuan pembuatan desain publikasi.
Berikut saya mau sharing dikit tentang bagaimana saya memilih font untuk keperluan pembuatan publikasi.
Untuk memilih font mana yang akan digunakan setidaknya saya harus melakukan uji kelayakan pada jenis font yang akan dipakai, yang diantaranya:
1. Font yang akan dipilih akan mewakili publikasi yang bersifat menerangkan benda statis (benda mati-biasanya jatuh ke jenis huruf Sans Serif) atau benda dinamis (benda hidup-biasanya jatuh ke pilihan huruf Serif). Dan uji kelayakan pertama ini belum bisa langsung dipakai sebelum melalui uji kelayakan yang kedua.
2. Font yang dipilih akan dibaca untuk mewakili kalimat atau ucapan dari siapa atau institusi apa? Font untuk majalah yang akan dibaca oleh remaja dan anak-anak tentu berbeda dengan font untuk majalah politik...
3. Bunyi kalimatnya akan dibaca dengan intonasi seperti apa? Resmi, anggun, elegan, dinamis, main-main, etnik, tegas, mengajak dengan tegas, melarang dengan keras, membujuk, menerangkan dengan sistematis, dll.
4. Tren. Tidak dapat dipungkiri bahwa kita memilih benda berdasarkan unsur tren. Misalnya saat lebaran kita memilih baju 'koko' atau safari. Saat olah raga kita memakai celana 'training' dan kaos oblong... Begitu juga dengan memilih huruf... Huruf untuk tren publikasi yang bersifat religius akan berbeda dengan tren untuk publikasi musik rock... Biasanya dengan mengikuti tren, kita akan menggunakan jenis font 'decorative' yang didesain khusus... Seperti misalnya film Harry Potter, Jurrasic Park, BATMAN, dll yang punya huruf khusus, maka kita pun akan berusaha untuk meniru gaya trennya.
Setelah font yang diinginkan terpilih baru kita mengeksplorasi bagaimana cara menggunakannya dengan benar. Seperti mengatur jarak baris, jarak huruf, dan jarak kata yang benar. Proporsi huruf yang benar... Kapital atau huruf kecil... Perataannya, keterbacaannya dan sebagainya.
Akhirnya... selamat bereksplorasi...
Updated: Jenis-jenis Font berdasarkan kualifikasi bentuk dasarnya:
1. Font Serif (Mempunyai serif/lentik diujungnya)
2. Font Sans Serif (Sans artinya tidak ada, yang berarti tidak ada serif/lentik diujungnya)
3. Font Slab Serif (Mendekati serif tetapi lentiknya patah)
4. Script
5. Decorative (Font yang didesain khusus dengan tema tertentu)
No comments:
Post a Comment